Hilang dalam Dekapan Semeru
Buku Hilang dalam Dekapan Semeru dari RJL 5 Ajak Kita Menjelajah Dimensi Lain dalam Pendakian Gunung
Harapan semua pendaki, terlebih mereka yang masih pemula, adalah bisa sampai puncak gunung dengan selamat. Lelah selama perjalanan sirna seketika, tergantikan oleh setiap inchi keindahan alam ciptaan Tuhan yang bisa dilihat dari ketinggian. Apa-apa saja yang terlihat di bawah sana menjadi terasa sangat kecil. Namun, siapa yang menduga bahwa niat awal mendaki gunung malah tersesat dan menjelajahi kehidupan dari dunia lain?
Seperti itulah yang dialami oleh hampir semua tokoh utama dalam buku kumpulan cerita Hilang dalam Dekapan Semeru yang diterbitkan penerbit Elex Media Komputindo. Setiap tokoh dalam cerita yang ditulis Fajar Aditya yang dikenal lewat saluran Youtube RJL 5, mengalami perjalanan di luar nalar ketika mendaki gunung. Padahal tidak ada niatan sama sekali dari mereka untuk bisa memasuki dimensi lain yang mengerikan.
Berbagai Kisah Mencekam dalam Buku Hilang dalam Dekapan Semeru
1. Bagas dan Ariel di Gunung Arjuno
Bagas dan Ariel menceritakan kisahnya yang nyaris menghilang di gunung Arjuno, di antara mitos kisah Ngunduh Mantu yang sudah melegenda di gunung tersebut. Awalnya, mereka berniat mendaki hanya untuk melepas penat di tengah-tengah jadwal perkuliahan. Namun, berbagai kejadian janggal mulai menimpa sejak awal perjalanan.
Mulai dari mendengar suara kereta kuda di tengah-tengah gunung, melihat anak-anak berlarian ke arah hutan pada akhir hari menuju malam, sampai tersesat dan keluar di tempat yang sangat jauh dari tempat mereka berangkat. Sebuah petualangan yang tak bisa keduanya lupakan seumur hidup.
https://youtu.be/EzK8soZz94o
2. Yoga dan Ucok di Gunung Sindoro
Kisah serupa tapi tak sama dialami Yoga ketika melakukan pendakian ke gunung Sindoro. Bersama sahabatnya, Ucok, mereka berencana mendaki tiga gunung sekaligus di Jawa dengan harapan semua berjalan lancar. Nahasnya, berkat selorohan isengnya, Yoga malah tersesat berhari-hari di atas gunung sendirian.
Bertahan hidup dengan sisa perbekalan yang sangat minim, bahkan untuk bertahan hidup dia sampai meminum genangan air hujan. Seakan belum cukup menderita, selama pencarian jalan turun, berkali-kali dia mengalami kejadian di luar nalar, sampai kemudian dia menyadari telah kena tulah atas ucapannya sendiri. Untungnya, tim segera menemukan keberadaannya. Dia turun dengan selamat membawa serta pelajaran yang sangat berharga.
Tidak semua kisah berakhir dengan bahagia. Barangkali, itulah gambaran yang tepat untuk kisah yang Fajar Aditya tuliskan dalam cerpen Hilang dalam Dekapan Semeru, yang menjadi judul dari buku debutnya ini.
Kisah persahabatan Arif dan Bang Daing menghadirkan perasaan haru biru. Arif tidak mengira bahwa pendakian ke Semeru pada tahun 2000-an awal bersama kedua sahabatnya, Bang Daing dan Marsandi, akan memiliki dampak sangat besar terhadap hidupnya. Arif kehilangan salah satunya, dan pendakian gunung setelah itu selalu berakhir gagal karena selalu berada di bawah bayang-bayang trauma di gunung Semeru, sampai dua puluh tahun kemudian kisahnya diangkat dalam saluran Youtube RJL 5.
Adapun 5 kisah lain yang juga pernah viral di saluran Youtube dan Fajar Aditya bundel dalam buku kumcer ini. Lewat buku pertamanya, Fajar Aditya memberi gambaran bahwa dia bersama tim RJL 5 tidak hanya menyajikan cerita horor pendakian semata, tetapi juga membawa kampanye mengenai kewaspadaan dalam proses pendakian gunung, karena itu berkaitan dengan banyak hal di dalamnya. Bukan hanya perkara tren kemudian menyepelekan keselamatan diri sendiri.
Untuk mengetahui kisah selengkapnya, dapatkan buku Hilang dalam Dekapan Semeru
BIRIKUT PESAN PESAN YANG INGIN KAMI SAMPAIKAN KEPADA PENDAKI PEMULA
AGAR KEJADIAN YANG DI ATAS TIDAK TERJADI KEPADA KITA
Ini adalah tugas kita bersama sebagai penikmat alam.Hendaknya bagi pendaki ''senior" yang mengajak teman baru untuk mendaki gunung,diberi pemahaman etika mendaki gunung.Itu sebagai pedoman baginya untuk menapaki kakinya di setiap jengkal tanah,akar belukar, bebatuan, hingga sampai ke puncak gunung. Kalau sudah ditanamkan sejak semula,mudah-mudahan pendaki baru tersebut akan selalu teringat jika bertindak sesuatu yang merusak alam.
Sampaikan padanya tiga pesan dari pendahulu pecinta alam ini:
1.Jangan ambil sesuatu, kecuali gambar.
Maksudnya adalah seorang pendaki dilarang keras membawa pulang apapun bentuknya
baik itu: Bunga abadi, batu, akar pohon, bebijian, daun, dan lain sebagainya.
Hanya boleh memotret apa yang menurut pendaki itu menarik. Jika suka dengan bunga abadi
cukup dipotret saja, jangan sesekali dipanen. Karena pendaki itu bukan petani yang menanamnya.
Dan jangan pula berlebihan memotret di alam bebas, seperti ber-selfie yang membahayakan dirinya sendiri.
Cukup sudah korban kecelakaan di gunung akibat suka ber-selfie.
2.Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak.
Maksudnya adalah seorang pendaki dilarang keras meninggalkan sesuatu,
contohnya seperti meninggalkan sampah dan membuang sampah di sembarangan tempat.
Bawa turun lagi sampahnya di dalam cariel, jangan mau isinya saja yang dibawa,
namun harus pula kemasannya. Dan jangan pula meninggalkan teman kita di gunung,
ini juga termasuk yang paling dilarang. Bersama memulai mendaki, bersama pula mengakhiri pendakiannya.
Saling bertanggungjawablah terhadap sesama pendaki.
Hadapi bersama! Apapun yang terjadi, jangan egois, dan menghianati teman sendiri.
3. Jangan bunuh sesuatu selain waktu.
Maksudnya adalah seorang pendaki dilarang keras membunuh hewan dan mematikan tumbuhan,
seperti merusak tumbuhan atau pepohonan yang mengakibatkan matinya pohon itu sewaktu-waktu.
Karena itu pula seorang pendaki harus berprinsip menghidupkan, bukan malah mematikan.
Tiga pesan tersebut yang turun-temurun harus dipahami,
baik dari teori maupun perilaku. Dan juga menyampaikan kepada pendaki pemula,
yang mungkin mereka tak pernah mengikuti pendidikan dasar alam bebas.
Jagalah alam bersama, agar alam pun menjaga kita sebagai manusia, khususnya para pendaki.
Komentar
Posting Komentar